Isuzu common rail direct injection dan Bahan Bakar Solar

Hingga saat ini banyak Agen Pemegang Merek kendaraan di Indonesia mengalami kesulitan untuk memasukkan kendaraan dengan mesin disesel berteknologi canggih ke Indonesia.

Pasalnya para prinsipal di luar sana rata-rata telah menyesuaikan standar mesinnya untuk memenuhi persyaratan emisi yang ketat seperti euro 4 dan euro 5, sementara bahan bakar yang tersedia di tanah air masih menganut standar yang lebih rendah.


Sejak beberapa tahun lalu para teknisi di Isuzu Indonesia bekerja sama dengan pihak prinsipal di Jepang berupaya menyiasati 'keterbelakangan' standar solar di Indonesia agar bisa dikonsumsi oleh mesin berteknologi common rail direct injection yang cukup sensitif terhadap kualitas solar.

"Kami mengirimkan banyak sampel solar dari berbagai lokasi di pelosok Indonesia untuk diteliti oleh para insinyur di Jepang dalam upaya menemukan solusinya,

Upaya tersebut berhasil dengan cara yang cukup sederhana. "Kami hanya melakukan penambahan filter di bagian saluran bahan bakar, yang sebelumnya hanya satu, kini menjadi dua." ujarnya di acara Media Gathering Isuzu di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, filter yang digunakan sengaja dipilih yang memiliki pori-pori lebih halus berukuran mikron. Sehingga bahan bakar yang tersalur relatif lebih bersih saat melewati filter kedua sebelum disalurkan ke mesin.

Sebelum diterapkan pada kendaraan yang dijual ke konsumen, Isuzu Indonesia melakukan serangkaian pengujian untuk memastikan kalau cara ini tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

"Pengujian pun dilakukan selama tiga tahun menggunakan solar yang diperoleh dari pelosok yang kita tidak tahu sudah berapa kali mengalami 'pengoplosan'. Dan hasilnya memuaskan.
Oleh karena itu, tambah Rodko, kami berani memasarkan kendaraan bermesin diesel dengan teknologi common-rail bertandar euro 4 di Indonesia dan sampai sejauh ini belum ada keluhan dari konsumennya.

Rodko juga menjelaskan bahwa dengan menggunakan filter yang lebih halus, konsekuensinya, konsumen harus lebih sering membersihkan dan mengganti saringan bahan bakar pertama.

"Apa boleh buat, ketimbang mesinnya yang rontok,"
Ia memaparkan bahwa cara itu jauh lebih efisien karena harga filter bahan bakar tidak mahal dan tentu jauh lebih murah dibandingkan dengan ongkos perbaikan common rail yang juga akan memakan waktu cukup lama.

Padahal kendaraan Isuzu umumnya digunakan sebagai alat untuk menghasilkan uang bagi pemiliknya. Jika kendaraan sampai berhenti beroperasi, itu berarti akan mengurangi pemasukan bagi perusahaan. Terlebih jika sampai berhari-hari.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Prima Isuzu Cikarang - Dealer Resmi Isuzu